Begini Kronologi Kasus Penusukan Secara Brutal di Korea Selatan

4 min read

Baru-baru ini, situasi di Korea diawasi dengan ketat oleh negara-negara asing. Informasi memilukan ini bermula dari kasus penusukan orang tak dikenal yang dilakukan oleh seorang warga di jalanan sekitar Seoul, Korea Selatan.

Kasus pertama menjadi efek domino bagi penikaman lain yang menyusul tak lama kemudian. Bahkan, polisi Korea memperketat penjagaan jika penusukan brutal itu berulang. Bagaimana awal mual dalam kasus penikaman brutal dan kondisi korban? Berapa banyak penusukan yang ada di Korea?

Kasus penusukan mematikan di Silim-dong Korea Selatan

Pada 21 Juli 2023, Korea dikejutkan dengan serangan pisau di Pintu Keluar 4 Stasiun Silim oleh seorang pemuda berusia 30-an. Empat korban ditikam dengan pelaku yang tidak diketahui.

Serangan pisau di stasiun kereta Silim terjadi sekitar pukul 14:00 KST. Sebelum melakukan tindakan biadab kepada orang asing itu, penyerang melakukan reset pabrik pada ponselnya dan menghancurkan laptopnya dengan palu.

Hal itu dilakukan agar polisi tidak bisa menemukan informasi yang ditelusuri pelaku di media virtual. Penyerang tidak secara khusus menargetkan korbannya dan ketika dia tiba di tempat kejadian dia melihat seorang pria berusia dua puluhan.

Penyerang langsung menyerang korban pertama, namun korban berusaha melindungi dirinya dengan melawan. Namun mirisnya, korban pertama meninggal karena ditikam sebanyak 13 kali di bagian leher dan wajah. Selama ini, tiga korban lainnya mengalami luka-luka dan menjalani operasi setelah luka tusukan yang dilakukan oleh pelaku. Pelaku penyerangan pisau brutal di Silim telah ditangkap.

Pelaku penusukan brutal di Silim telah ditangkap

Pelaku penikaman brutal yang terjadi di stasiun Silim ditangkap polisi Korea pada 14 Agustus 20 hotel. Anehnya, penyerang tidak melarikan diri saat polisi datang.

Bahkan, saat polisi meminta penyerang untuk meletakkan pisau yang digunakan penyerangan, penyerang tidak melawan. Jika Anda melihat lebih jauh di file, pelakunya adalah pengangguran, yaitu menganggur dan memiliki catatan kriminal lebih dari satu kali. Dia juga secara sistematis menolak tes kejiwaan yang diperintahkan oleh polisi Korea Selatan.  

Kasus penusukan brutal sudah terjadi sejak Maret

Berawal dari kanal YouTube Hansol, penikaman brutal terjadi di Korea sejak Maret 2023. Pada 3 Maret 2023, perempuan kelahiran 90-an itu menikam 3 orang hingga tewas karena tidak terima dipanggil “Ahjumma” (panggilan untuk wanita paruh baya di Korea).

Serangan pisau terjadi di dekat Stasiun Jukjoen, Yongin, Gyeonggi, Korea Selatan pada pukul 17:44 KST. Ketiga korban, semuanya berusia 50-an dan 60-an tahun, mengalami luka parah di wajah. Penikaman berlanjut dari April hingga Agustus dengan motif yang tidak jelas. 

Kasus penusukan dengan jumlah terbanyak

Lebih dari 5 kasus orang asing yang menikam orang asing secara brutal telah terjadi, di mana yang terakhir terjadi dengan jumlah korban terbanyak. Pada 3 Agustus 2023, seorang pria berusia 22 tahun bermarga Choi ditikam hingga tewas di Bundang, Korea Selatan.

Menurut media setempat, polisi menerima laporan bahwa seorang pemuda telah menikam seseorang dengan senjata tajam di AK Plaza, pusat perbelanjaan populer di dekat Stasiun Seohyun, Seongnam.

Penyelidik mengatakan penyerang menyerang sekelompok pejalan kaki sebelum memasuki mal dengan pisau. Dia menikam orang-orang yang terpisah dua lantai. Total korban aksi biadab ini adalah 9 orang ditikam dan 5 orang diremukkan. Dari 14 korban, 12 dalam kondisi kritis.  

Pelaku Bundang memiliki gangguan kepribadian

Berdasarkan hasil interogasi penyidik, penyerang Bundang didiagnosis mengalami gangguan kepribadian. Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi mengatakan penyerang menderita penyakit mental sejak sekolah menengah dan menunjukkan gejala pelecehan delusi selama penyelidikan.

“Dia berbicara dengan tidak jelas selama interogasi awal dan bersaksi bahwa sekelompok orang mengikutinya dan mencoba membunuhnya,” kata polisi.

Sedangkan menurut keluarga, pelaku putus sekolah di kelas 1 SD karena gangguan kecemasan sosial dan didiagnosa mengalami gangguan skizoafektif pada tahun 2020. Namun, belum mendapatkan pengobatan yang sesuai. Para penyerang kebanyakan berada di rumah atau bekerja paruh waktu.  

Munculnya ancaman penusukan lain

Hal ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran publik, namun aksi penusukan yang brutal dan berskala besar ini juga mulai membuat warga sekitar ketakutan, cemas dan sangat waspada saat pergi ke kantor atau tempat keramaian.

Di sisi lain, luka tusukan beruntun menjadi ancaman lain dalam waktu dekat. Posting anonim di komunitas online Korea, beberapa orang akan melakukan kerusuhan dari 4-5 Agustus dengan menargetkan area di sekitar Gangnam, Yongsan, Apgujeong, Yeouido.

Menyusul ancaman ini, beberapa polisi dikerahkan untuk melindungi kawasan dan tempat-tempat umum lainnya.  

KBRI mengimbau untuk tetap waspada

Sehubungan dengan situasi yang mencekam akhir-akhir ini, KBRI Korea mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan untuk menegakkan prinsip-prinsip keselamatan dan lebih waspada, terutama di tempat-tempat umum yang ramai.

Dalam keadaan darurat, KBRI mengharapkan WNI di Korea untuk segera menghubungi nomor darurat 119 atau hotline darurat KBRI Seoul di 010-5394-2546.

Semoga kejadian penikaman brutal di Korea Selatan segera teratasi dan para korban cepat pulih di rumah sakit.  

You May Also Like

More From Author