Teheran, Iran – Iran dikabarkan sedang dalam proses membangun fasilitas produksi di Belarusia dan Rusia, yang didedikasikan untuk pembuatan kendaraan udara tak berawak atau drone. Hal ini dilaporkan dalam sebuah tinjauan analitis oleh Institute for the Study of War (ISW).
“Iran sedang membangun pabrik di Belarusia dan Rusia untuk memproduksi drone, yang akan memudahkan Rusia membeli drone dari Iran dan membawa banyak keuntungan ekonomi dan militer ke Iran,” kata laporan tersebut.
ISW menekankan bahwa Iran telah menjalin perjanjian strategis jangka panjang dengan Belarusia dan Rusia. Akibatnya, Rusia berpotensi mendapat keuntungan dengan mendapatkan drone Iran untuk kemungkinan digunakan dalam konteks situasi yang melibatkan Ukraina. Selain itu, pembangunan fasilitas produksi drone Iran di Belarusia akan mengurangi “tantangan logistik” yang dihadapi Rusia saat mengangkut drone dari Iran melalui Timur Tengah.
“Iran akan mendapat manfaat dengan menerima pendapatan untuk perekonomian Iran. Badan Intelijen Rahasia Inggris mengungkapkan pada Juli bahwa Iran berusaha mendapatkan uang tunai dari Rusia sebagai imbalan atas drone Iran…Iran saat ini menghadapi kondisi ekonomi kritis, dengan nilai rial melebihi 500.000 rial untuk satu dolar AS pada 1 Agustus…Pusat Statistik Iran melaporkan pada 25 Juli bahwa tingkat inflasi Iran sekitar 47,5 persen…” tulis laporan ISW.
Laporan ISW juga menyebutkan bahwa Rusia dapat juga memberikan kontribusi bagi kemajuan militer Iran. Pada akhir 2022, spekulasi muncul di media Barat tentang potensi bagi Iran untuk mendapatkan jet tempur Su-35 Rusia sebagai imbalan atas pasokan drone. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, keraguan mengenai kelayakan mendapatkan Su-35 telah meningkat di kalangan otoritas militer Iran.
Selain itu, pada Maret, laporan di diberitakan oleh C-ES News menunjukkan bahwa Iran telah menerima perangkat lunak pengawasan canggih dan senjata siber dari Rusia dalam perdagangan yang melibatkan drone. Seorang pejabat militer Israel tingkat tinggi menyatakan kekhawatiran atas kemungkinan bahwa Rusia dapat memberikan Iran senjata Barat yang diperoleh selama konflik di Ukraina.
Timbulnya kekhawatiran Pembangunan Pabrik Drone di Belarusia dan Rusia

Pembangunan pabrik drone oleh Iran di Belarusia dan Rusia menjadi tantangan bagi pemerintahan Presiden Joe Biden, yang ingin mengembalikan kesepakatan nuklir dengan Iran yang ditinggalkan oleh pendahulunya Donald Trump. Biden telah menyatakan bahwa ia ingin kembali ke kesepakatan tersebut dengan syarat Iran mematuhi batasan-batasan yang ditetapkan terhadap program nuklirnya.
Namun, negosiasi antara AS dan Iran di Wina telah mengalami kemacetan sejak Juni, karena adanya perbedaan pendapat mengenai sanksi-sanksi yang harus dicabut oleh AS dan langkah-langkah verifikasi yang harus dilakukan oleh Iran. Selain itu, pergantian kekuasaan di Iran dari Presiden Hassan Rouhani yang moderat ke Presiden Ebrahim Raisi yang garis keras juga menimbulkan ketidakpastian tentang masa depan kesepakatan tersebut.
Sementara itu, AS juga meningkatkan kekhawatiran tentang aktivitas militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina, yang diduga melibatkan penggunaan drone Iran. Gedung Putih kemudian mengatakan, “Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia telah menggunakan drone Iran untuk menyerang Kiev dan mengintimidasi penduduk Ukraina dan kemitraan militer Rusia-Iran tampaknya semakin dalam.”
AS juga mengecam kerja sama Rusia dengan Iran untuk memproduksi drone Iran dari dalam Rusia. Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan dalam sebuah pernyataan pada bulan Juni bahwa “kami sangat prihatin dengan laporan bahwa Rusia bekerja sama dengan Iran untuk memproduksi drone Iran dari dalam Rusia, yang akan meningkatkan kemampuan militer Rusia dan Iran dan mengancam keamanan regional dan internasional”.
+ There are no comments
Add yours