Pelaku Pembunuhan Massal di Sinagoga Pittsburgh Dijatuhi Eksekusi Mati

3 min read

Sinagoga Pittsburgh, AS – Seorang pria yang menembak mati 11 orang di sebuah sinagoga di Pittsburgh pada tahun 2018 telah dijatuhi hukuman mati oleh juri federal. Robert Bowers, 50 tahun, dinyatakan bersalah atas 63 dakwaan pidana, termasuk kejahatan kebencian dan pembunuhan, dalam serangan yang disebut sebagai pembantaian anti-Yahudi terburuk dalam sejarah AS.

Bowers, seorang sopir truk yang memiliki pandangan anti-Yahudi dan supremasi kulit putih, menyerbu Sinagoga Pittsburgh Tree of Life pada 27 Oktober 2018 dengan membawa senapan serbu AR-15 dan pistol. Ia menembaki jemaat yang sedang mengikuti ibadah Sabat di gedung itu, yang menjadi rumah bagi tiga kongregasi Yahudi.

Para korban termasuk seorang wanita berusia 97 tahun, seorang pria berusia 87 tahun, dan sepasang suami istri yang menikah di sinagoga itu lebih dari enam dekade lalu. Selain itu, enam orang lainnya terluka, termasuk empat polisi yang berusaha menghentikan Bowers. Bowers sendiri tertembak dan ditangkap setelah berhadapan dengan polisi.

Keputusan Juri setelah Mendengar Kesaksian para Keluarga Korban Pembunuhan Massal di Sinagoga Pittsburgh

Sinagoga Pittsburgh
Sinagoga Pittsburgh

Persidangan Bowers berlangsung selama lebih dari sebulan dan terdiri dari tiga fase. Fase pertama adalah untuk menentukan kesalahan Bowers atas dakwaan yang dihadapinya. Fase kedua adalah untuk menentukan apakah Bowers memenuhi syarat untuk hukuman mati. Fase ketiga adalah untuk menentukan hukuman yang pantas bagi Bowers.

Pada fase pertama, juri mendengar bukti-bukti tentang bagaimana Bowers merencanakan dan melaksanakan serangannya, termasuk postingan media sosialnya yang penuh dengan ujaran kebencian terhadap orang Yahudi. Juri juga melihat foto-foto mengerikan dari tempat kejadian dan mendengar rekaman panggilan darurat dari para korban dan saksi.

Pada fase kedua, juri menemukan bahwa Bowers memenuhi syarat untuk hukuman mati karena melakukan pembunuhan dengan sengaja, dengan motif kebencian, dan dengan cara yang sangat kejam. Juri juga menemukan bahwa Bowers tidak memiliki faktor-faktor meringankan yang dapat mengurangi tanggung jawabnya.

Pada fase ketiga, juri mendengar kesaksian dari para keluarga korban dan penyintas yang menceritakan dampak dari serangan itu terhadap hidup mereka. Mereka menggambarkan rasa sakit, kesedihan, kemarahan, dan trauma yang mereka alami akibat kehilangan orang-orang yang mereka cintai atau mengalami luka-luka fisik dan mental. Juri juga mendengar kesaksian dari seorang psikiater yang menyatakan bahwa Bowers tidak menunjukkan penyesalan atau empati atas perbuatannya.

Setelah berunding selama lebih dari 10 jam selama dua hari, juri akhirnya memutuskan untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Bowers pada hari Rabu (2/8/2023). Keputusan itu harus dibuat secara bulat oleh semua anggota juri. Jika ada satu anggota juri yang tidak setuju, maka Bowers akan dihukum penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.

Hukuman Mati itu Menjadi Tantangan Bagi Pemerintahan Biden Yang Anti-Hukuman Mati

Dari yang Dilansirkan C-ES News Hukuman mati bagi Bowers menjadi hukuman mati federal pertama yang dijatuhkan selama masa jabatan Presiden Joe Biden, yang telah menyatakan bahwa ia menentang hukuman mati dan ingin menghapusnya di tingkat federal. Biden juga telah memberlakukan moratorium terhadap eksekusi mati federal dan menolak untuk menyetujui hukuman mati dalam ratusan kasus baru.

Namun, jaksa federal bersikeras bahwa hukuman mati adalah hukuman yang tepat bagi Bowers, mengingat kekejaman dan kebencian yang mendasari serangannya. Mereka juga mengatakan bahwa hukuman mati adalah sesuatu yang diinginkan oleh sebagian besar keluarga korban dan komunitas Yahudi di Pittsburgh.

Hakim federal yang menangani kasus ini, Donetta Ambrose, akan secara resmi menjatuhkan hukuman kepada Bowers pada tanggal yang belum ditentukan. Bowers masih memiliki hak untuk mengajukan banding terhadap putusan dan hukuman itu.

You May Also Like

More From Author