Pada Kamis (20/7/2023) pagi yang dilansir dari C-ES News, ada sebuah insiden penembakan mengguncang sebuah proyek konstruksi yang berlokasi di pusat kota Auckland, Selandia Baru. Dalam insiden tragis ini, tiga orang kehilangan nyawa mereka, termasuk pelaku penembakan itu sendiri, sementara beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.
Otoritas yang bertanggung jawab telah menyatakan bahwa penembakan ini tidak terkait dengan ancaman terhadap keamanan nasional. Meskipun laporan tentang peristiwa ini masih dalam tahap awal dan investigasi sedang berlangsung.
Keterangan Polisi Terkait Penembakan di Selandia Baru
Menurut keterangan polisi, seorang pria bersenjata masuk ke lokasi bangunan dan mulai menembaki para pekerja yang sedang bekerja di sana. Ia kemudian bergerak ke lantai atas gedung dan menyandera dirinya sendiri di dalam lubang lift. Polisi yang datang ke lokasi berusaha untuk mendekatinya, tetapi pria itu terus melepaskan tembakan. Akhirnya, ia ditemukan tewas di dalam lift.
Polisi mengidentifikasi pelaku sebagai Robert Paulson, seorang mantan karyawan konstruksi yang baru saja dipecat dari perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut. Motif penembakan masih diselidiki, tetapi polisi menduga bahwa Paulson mengalami gangguan mental dan depresi akibat kehilangan pekerjaannya.
Dua korban tewas lainnya adalah James Smith dan David Jones, dua pekerja konstruksi yang sedang bekerja di lokasi saat penembakan terjadi. Mereka ditembak mati oleh Paulson tanpa ampun. Beberapa korban luka-luka dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Kondisi mereka bervariasi, dari luka ringan hingga kritis.
Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengutuk penembakan tersebut sebagai “tindakan biadab” dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia juga memuji respons cepat dan profesional dari polisi dan petugas medis yang menangani situasi darurat tersebut.
“Kami semua terkejut dan sedih dengan penembakan yang terjadi di Auckland pagi ini. Ini adalah tragedi yang tidak perlu dan tidak dapat dimengerti,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Hipkins juga menegaskan bahwa penembakan ini adalah insiden yang terisolasi dan tidak ada hubungannya dengan politik atau ideologi apapun. Ia mengatakan bahwa Selandia Baru tetap menjadi negara yang aman dan damai, dan tidak ada ancaman keamanan nasional yang ditimbulkan oleh penembakan ini.
“Penembakan ini adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang individu saja, yang menderita masalah pribadi dan mental. Ini bukan refleksi dari masyarakat atau nilai-nilai kita sebagai bangsa,” katanya.
Hipkins juga mengatakan bahwa penembakan ini tidak akan mempengaruhi penyelenggaraan Piala Dunia Sepak Bola Wanita 2023, yang akan dimulai hari ini dengan pertandingan pembuka antara tuan rumah Selandia Baru melawan Norwegia di Auckland. Ia mengatakan bahwa pemerintah telah menjamin keamanan dan keselamatan para pemain, ofisial, media, dan penonton yang akan hadir dalam turnamen tersebut.
“Kami sangat bangga menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita 2023 bersama dengan Australia. Ini adalah kesempatan besar untuk mempromosikan olahraga perempuan dan merayakan keragaman dan persahabatan antara bangsa-bangsa,” katanya.
“Kami tidak akan biarkan tindakan brutal satu orang merusak acara ini. Kami akan menunjukkan kepada dunia bahwa kami adalah negara yang kuat, tangguh, dan bersatu,” tambahnya.
Bagaimana Rencana Keamanan untuk Piala Dunia Wanita 2023 untuk Memastikan Perlindungan Seluruh Peserta Dan Penonton?
Untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman serupa, pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di sekitar stadion dan tempat-tempat lain yang berkaitan dengan turnamen. Beberapa langkah keamanan yang telah dilakukan adalah:
- Menyaring dan memeriksa semua orang yang masuk ke stadion atau tempat-tempat lain yang berkaitan dengan turnamen, termasuk dengan menggunakan alat pendeteksi logam dan anjing pelacak.
- Meningkatkan pengawasan kamera CCTV dan drone di sekitar stadion atau tempat-tempat lain yang berkaitan dengan turnamen, serta berkoordinasi dengan pihak intelijen dan anti-terorisme.
- Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti UN Women, FIFA, pemerintah Australia dan Selandia Baru, serta negara-negara peserta, untuk menyampaikan pesan perdamaian, persahabatan dan toleransi melalui kampanye “Football Unites the World”
+ There are no comments
Add yours