Mekah, Arab Saudi – Wakil Gubernur Mekah, Pangeran Badr bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud, memimpin upacara cuci Ka’bah, bangunan suci umat Islam di Masjidil Haram, pada hari Selasa (1/8/2023). Upacara ini dilakukan setiap tahun sebelum musim haji dan umrah, sebagai bentuk penghormatan dan pemeliharaan terhadap Ka’bah.
Upacara cuci Ka’bah diikuti oleh sejumlah pejabat dan tokoh agama, termasuk Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Dr. Muhammad Saleh bin Taher Benten, dan Presiden Urusan Dua Masjid Suci, Sheikh Abdul Rahman Al Sudais. Mereka semua mengenakan pakaian putih yang disebut ihram, yang juga dikenakan oleh jemaah haji dan umrah saat melakukan ibadah.
“Para pemimpin negara yang dianugerahi ini memiliki sifat suci, dan bahwa menghormati dan menjaganya adalah bagian dari ibadah ritual Islam yang suci,” ujar Al Sudais, sebagaimana dilansir Saudi Gazette.
Setiap tahun, Ka’bah dibersihkan dengan air. Air yang dipakai pastinya adalah air zamzam yang dicampur dengan air mawar, oud dan harum-haruman lainnya. Kegiatan ini mengikuti teladan yang pernah dilakukan Nabi Muhammad.
Raja Saudi biasanya ikut serta membersihkan Ka’bah dari dalam. Jika ia tidak bisa hadir, maka akan menugaskan pejabat untuk menggantikannya dan yang ditugaskan waktu itu adalah Wakil Gubernur Mekah, Pangeran Badr bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud. Saudi menganggap kegiatan membersihkan Ka’bah sebagai momen istimewa hingga disebut seremoni pembersihan.
Upacara cuci Ka’bah sendiri dimulai dengan membuka pintu Ka’bah, yang biasanya tertutup rapat. Kemudian, para peserta upacara memasuki Ka’bah dan melakukan salat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu, mereka membersihkan dinding-dinding Ka’bah dengan menggunakan potongan-potongan kain yang dibasahi dengan air zamzam, air suci yang berasal dari sumur di dekat Ka’bah.
Selain membersihkan dinding-dinding Ka’bah, para peserta upacara juga membersihkan lantai dan langit-langit Ka’bah dengan menggunakan sapu dan kain. Mereka juga membersihkan Hajar Aswad, batu hitam yang dipercaya sebagai batu dari surga yang diletakkan di salah satu sudut Ka’bah. Setelah selesai membersihkan Ka’bah, para peserta upacara keluar dari Ka’bah dan menutup pintunya kembali.
Nilai Sejarah Panjang Upacara cuci Ka’bah
Upacara cuci Ka’bah memiliki sejarah panjang yang bermula dari zaman Nabi Ibrahim, yang diyakini sebagai orang pertama yang membangun Ka’bah bersama putranya Nabi Ismail. Menurut tradisi Islam, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk membersihkan Ka’bah setelah ia menyelesaikan pembangunannya.
Sejak saat itu, upacara cuci Ka’bah dilakukan secara berkala oleh para nabi dan raja-raja yang menguasai Mekah. Salah satu contohnya adalah Nabi Muhammad, yang membersihkan Ka’bah dari berhala-berhala saat ia merebut kembali Mekah dari kaum musyrikin. Nabi Muhammad juga mengajarkan cara-cara membersihkan Ka’bah kepada para sahabatnya.
Setelah Nabi Muhammad wafat, upacara cuci Ka’bah tetap dilanjutkan oleh para khalifah dan penguasa Islam. Upacara ini biasanya dilakukan sebelum musim haji dan umrah, atau setelah terjadi bencana alam seperti banjir atau gempa bumi. Upacara ini juga menjadi salah satu simbol persatuan umat Islam di seluruh dunia.
Dari kabar Terbaru yang didapatkan C-ES News, upacara cuci Ka’bah dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dua masjid suci di Mekah dan Madinah. Upacara ini biasanya dipimpin oleh raja atau wakilnya. Upacara ini juga disiarkan secara langsung oleh televisi dan media sosial, sehingga dapat disaksikan oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia.
+ There are no comments
Add yours