Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan proyek hilirisasi batu bara dalam negeri yang merupakan program “kebanggaan” pemerintah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) harus dimulai dari awal.
Ini terjadi setelah Air Products and Chemicals Inc. mulai berpartisipasi dalam dua proyek kerjasama gasifikasi batubara menjadi dimethylether (DME) dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengungkapkan, setelah perusahaan Amerika Serikat (AS) itu memutuskan tidak melanjutkan proyeknya di Indonesia, proyek DME nasional tidak digugat.
Namun, menurut Arifin, penggunaan batu bara di Indonesia juga bisa dimanfaatkan untuk memproduksi syngas sebagai bahan baku industri pupuk.
“Jadi ya, kita harus mulai dari awal, kita mulai dari awal, sebenarnya China, karena sebelumnya mereka kekurangan urea, juga gas, itu sangat penting bagi kita. Karena mereka menggunakan gasifikasi, jadi mereka mengubah batu bara, yang mana, selama pembakaran sempurna, menghasilkan syngas untuk produksi pupuk,” katanya kepada Departemen ESDM, Senin (8 Juli 2023).
Sebelumnya, Arifin mengatakan Air Products saat ini sedang fokus pada proyek green hydrogen di Amerika Serikat. Ini mengikuti pemberian hibah pemerintah AS untuk mengembangkan proyek hilirisasi batu bara.
“Di AS, dengan subsidi EBT, ada proyek yang lebih menarik untuk hidrogen karena AS mempromosikan penggunaan itu,” ujarnya dalam rapat di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat (17/3/2023).
Menurut Arifin, dengan adanya Inflation Reduction Act (IRA) yang memberikan subsidi murah untuk mengembangkan proyek hidrogen, banyak investor yang mengalihkan sebagian besar investasinya ke Tanah Air.
Namun, Arifin menegaskan proyek hilirisasi batu bara di Indonesia harus tetap berjalan. Khusus untuk proyek PTBA dan Pertamina terkait gasifikasi batubara untuk proyek DME dan Kaltim Prima Coal serta proyek PT Arutmin Indonesia terkait gasifikasi batubara menjadi metanol.
“Harus jalan terus, dengan DME, apakah itu DME atau apapun, yang utama jalan terus,” kata Arifin.
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan proyek DME akan dijadwal ulang dari jadwal yang direncanakan sebelumnya.
“Dari segi progres tentu harus kita tunda lagi, karena dengan Air Products sudah kita rencanakan sejak kemarin, minimal 3 sampai 4 tahun untuk membangun,” ujar Arsal Ismail, Senior Manager PTBA, saat rapat usai Rapat Umum Pemegang Saham.
Rapat Pemegang Saham PT Bukit Asam Tbk. . Tahun anggaran 2022 di Hotel Borobudur, Jakarta, dikutip Jumat (16 Juni 2023). Arsal juga mengatakan, saat penjadwalan ulang proyek hilirisasi batu bara di Indonesia atas nama PT Pertamina (Persero), pihaknya sedang bernegosiasi dengan perusahaan China untuk menggantikan Air Products di pasar batu bara domestik proyek gasifikasi
“Ya, kami bekerja sama dengan perusahaan China. Kami sedang bernegosiasi, jadi mudah-mudahan mereka bisa (berpartisipasi). Tentu kami berharap bisa mengganti Air Products,” jelasnya.
“Yah, mungkin dengan investor baru kita akan mulai dari awal, tapi mungkin peluncurannya tidak akan terjadi sejak awal. Karena kita sudah berjalan, mungkin kita berharap bisa lebih cepat,” tutupnya.
Dengan cara ini, Arsal berharap saat menjajaki dengan perusahaan China, tidak perlu mengulang proses yang dilakukan dengan Air Products sebelumnya. Ke depan, proyek hilirisasi batu bara bisa dimulai lebih dini.
+ There are no comments
Add yours