BMKG Ingatkan Ancaman Tsunami 10 Meter di Jawa, Waspada Tanda-Tandanya!

2 min read

Tsunami setinggi 8 hingga 10 meter diperkirakan akan menerjang pantai selatan Jawa jika ada perpindahan dari gempa Sesar Opak di Yogyakarta dengan target magnitudo M6,6. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG, Dwikorita Karnawati.

Selain itu, terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau gempa sangat besar dengan target Magnitudo M8,7 di Selatan Jawa yang masih aktif.

“Sesar Opak sumber gempa di darat. Sebenarnya aktif dan belum berhenti,” kata Dwikorita dalam keterangan resmi BMKG, Kamis 2023).

“Sementara di Samudera Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust yang masih sangat aktif,” tambahnya.

Sekarang ada tanda-tanda peningkatan aktivitas seismik akibat patahan Opak, katanya. “Salah satunya gempa 6,0 Magnitudo di Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023,” kata Dwikorita.

Ditambahkannya, meski gempa tersebut hanya menimbulkan kerusakan ringan, salah satu penyebabnya adalah prediksi struktur yang baik di wilayah Bantul.

“Peluang kembalinya pergerakan atau lockdown mulai dilonggarkan terlihat dari aktivitas seismik yang kini mulai meningkat. Kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, bukan terputus,” ujar BMKG. .

Untuk itu, kata Dwikorita, penting dilakukan pelatihan penanggulangan bencana yang berkelanjutan bagi masyarakat Yogyakarta. 

“Langkah ini sangat penting untuk terus membangun ketahanan yang berkelanjutan. Upaya mitigasi dan pelatihan masyarakat tidak boleh berhenti,” ujarnya.

“Terutama mereka yang tinggal di kawasan pesisir karena ancaman tsunami menghantui mereka melebihi gempa bumi,” kata Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, sesar Opak merupakan sesar yang berada di wilayah Yogyakarta, tepatnya di sekitar Sungai Opak. Panjang garis patahan hingga 45 km di sepanjang Sungai Opak. 

“Sungai Opak berhulu di lereng Gunung Merapi kemudian mengalir ke selatan dengan muara yang bermuara di Samudera Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. Aktivitas Sesar Opak menyebabkan gempa dahsyat pada 27 Mei 2006 menewaskan 6.234 orang,” jelas BMKG.

Di sisi lain, Dwikorita juga mendorong negara-negara rawan tsunami untuk mempercepat pembentukan masyarakat siap tsunami. Yang diharapkan adalah strategi untuk mengurangi resiko tsunami, terutama untuk mengurangi jumlah korban.

“Tsunami Aceh 2004, tsunami Samoa 2009, tsunami Chili 2010, tsunami Tohoku Jepang 2011 adalah bukti bahwa ancaman tsunami ini nyata,” ujarnya. 

Dwikorita menyimpulkan “Negara-negara yang rawan tsunami perlu mempersiapkan masyarakat di wilayah pesisir agar mereka tahu bagaimana menanggapi bencana ini jika terjadi. BMKG meminta untuk lebih waspada akan ancaman tsunami ini.

You May Also Like

More From Author