Angka kebakaran yang terjadi pada musim kemarau di wilayah Kediri Jawa Timur meningkat. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Kepala Satuan Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kediri Fani Eryanto mengungkapkan hingga Juli 2023 pihaknya telah menangani 25 kasus.
“Ada 20 kejadian di dalam kota dan 5 kejadian di luar kota,” kata Fany Eryanto kepada Kompas.com, Kamis (10 Agustus 2023).
Menurutnya, jumlah ini meningkat dibanding kebakaran yang terjadi bulan lalu. Karena pada bulan Juni terjadi 15 kali. Meski kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, kata dia, namun tetap menimbulkan kerugian material.
Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk sangat waspada dan bijak dalam menggunakan api. Menurutnya, di musim kemarau dan angin kencang saat ini, masyarakat sebaiknya menghindari pembakaran jika tidak diperlukan.
Apabila penggunaannya tidak dapat dihindari, pengawasan maksimal harus dipastikan. Hal ini untuk mencegah api menyebar di luar kendali.
“Karena 99% kebakaran disebabkan oleh aktivitas manusia.” dia menyimpulkan. Sementara di Kabupaten Kediri, risiko tidak terbatas pada pemukiman atau lahan pertanian. Tapi juga di kawasan hutan. Stefanus Djoko Sujkrisno, Direktur Jenderal Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, mengatakan sejauh ini sudah dua kali terjadi kebakaran di wilayahnya. “Keduanya terjadi di lereng Gunung Wilis di kawasan Manyaran,” kata Djoko Sukrisno.
Menurutnya, kejadian tersebut tidak lepas dari penggunaan api oleh masyarakat saat tinggal di hutan. Untuk mencegah hal itu terjadi lagi, ia juga meminta berhati-hati saat menggunakan api. Pastikan api yang digunakan benar-benar padam. “Jangan bakar dan tinggalkan.” dia menyimpulkan.
Salah satunya di Bujel, api masuk ke dalam rumah, membuat Yayak panik. Ketika dia melihat api di lotengnya (lantai 2), dia bangun.
“Saat itulah saya bangun. Lalu saya mendengar suara berderak. Saya tahu kenapa ada api,” katanya. Ia segera berusaha memadamkan api. Cari pipa di lantai pertama. Tapi tidak ditemukan. Paksa dia untuk mengganti sendok yang dia isi dengan air.
Saat mereka sampai di lantai dua, sepertinya api sudah padam. Pancaran air yang dibawanya tidak berpengaruh. Tiba-tiba, dia mencari bantuan dengan meminta bantuan tetangganya.
“Saya juga langsung matikan aliran listriknya,” kata Yayak seraya menambahkan, dirinya langsung menelepon pemadam kebakaran (damkar).
Empat mobil pemadam kebakaran segera tiba. Tiga dari Kota Kediri dan satu dari Kabupaten Kediri. Api berhasil dipadamkan satu setengah jam kemudian.
+ There are no comments
Add yours