Panen 4.500 Ton Bawang Merah untuk Diekspor ke Thailand

4 min read

Bawang ungu asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, serta daerah lain pada panen raya tahun ini akan diekspor ke Thailand sebanyak 4.500 ton. Presiden Asosiasi Kucai Indonesia (ABMI), Juwari mengungkapkan, ekspor kucai mencapai 4.500 ton dari berbagai kelompok tani di Brebes dan daerah lain dengan kontrak pengiriman hingga November 2023.

“Ada 1.500 ton panen dari petani Beni Santoso dan sekitar 3.000 ton dari Kelompok Tani Juara. Pengiriman akan dilakukan bertahap hingga November mendatang,” kata Juwari saat mengumumkan armada ekspor menteri Pertanian (Mentan) Syahrul. Yasin Limpo (SYL) di Wanasari, Brebes, Rabu (9/8/2023).

Saat panen raya, bawang merah melimpah di pasaran, kata Juwari. Dengan menjual produk pertanian yang diekspor ke Thailand, harga dapat distabilkan. “Apalagi saat ini di beberapa daerah termasuk Brebes sedang meluap,” jelasnya.

Ketua Kelompok Tani Juara Brebes Dian Alex Chandra mengatakan, kelompoknya memiliki kontrak ekspor ke Thailand sebanyak 108 kontainer setara dengan 3.000 ton. Selain dipetik dari Brebes, juga dari sejumlah sentra produksi bawang merah seperti Sumbawa, Bima, dan Probolinggo.

“Ngomong-ngomong, sudah dipesan sekitar 100 kontainer atau 2.800 hingga 3.000 ton. Hingga 50% bawang merah Brebes, sisanya berasal dari luar daerah produksi bawang merah,” kata Alex. Alex mencontohkan ekspor tersebut dapat menyerap hasil produksi petani dengan harga yang wajar, berkisar antara Rp15.000 hingga Rp18.000/kg.

“Kemudian untuk grade ekspor dibeli seharga Rp21.000/kg,” pungkasnya. Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengizinkan ekspor 4 kontainer berisi kucai sebanyak 96 ton ke Thailand, di gudang bawang merah di Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Rabu (09/09) 08/2023. ) .

Ekspor diperkirakan memiliki nilai transaksi sebesar US$232.000 atau sekitar Rp3,4 miliar. Volume dan nilai ini merupakan bagian dari komitmen total sebesar 3.360 ton, atau setara dengan 120 kontainer. Dengan nilai transaksi Rp117 miliar yang melibatkan dua eksportir CV Ada dan CV Deli Lestari Jaya.

Saat ini kita memang terancam El Niño tapi kita akan turun tangan untuk mengalahkannya,” kata SYL dalam sambutannya di gudang PT Agri Indo Sejahtera, Wanasari, Brebes, Rabu (9/8/2023).

SYL mengatakan di beberapa tempat, produksi bawang ungu di berbagai sentra di Indonesia pada bulan ini diperkirakan melimpah. “El Nino bukanlah hal yang menakutkan. Yang perlu kita lakukan adalah langkah-langkah mitigasi. El Nino datang, kita terus menanam,” kata SYL. Melalui panen dan ekspor hari ini, pemerintah ingin menyampaikan pesan bahwa negara hadir untuk memastikan harga di tingkat petani tetap menguntungkan.

“Perintah Presiden Jokowi, semua kementerian terkait harus berkoordinasi. Dengan begitu, petani bisa tetap semangat berproduksi dan negara tetap bisa memperoleh devisa untuk manfaat pembangunan yang lebih luas,” ujar SYL. Menurut SYL, pemerintahan Presiden Jokowi telah berhasil mengendalikan inflasi nasional. Inflasi nasional pada Januari hingga Juli 2023 terus mengalami tren penurunan. Pada Juli 2023, inflasi Tanah Air bahkan bisa bertahan di angka 3,08%, level terendah yang dicapai pada 2023.

Dirjen Perkebunan Prihasto Setyanto mengutip data BPS, sejak 2019 hingga 2022, rata-rata produksi bawang merah bisa mencapai 2,1 juta ton atau setara siomay basah atau sekitar 1,4 juta ton setara bawang kering siap konsumsi. Luas hutan tanaman rata-rata nasional adalah 182.000 ha dengan hasil sekitar 10 ton/ha. Sedangkan kebutuhan nasional diperkirakan mencapai 1,2 juta ton per tahun.

“Secara agregat nasional, produksi dalam negeri sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri,” kata Prihasto dalam keterangannya.  

“Bahkan beberapa bulan seperti Agustus dan September, kami bisa panen dan ekspor ke banyak negara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Ini bulan-bulan yang bisa kami gunakan untuk ekspor,” kata Prihasto.

Bapak Prihasto mengungkapkan, pada tahun 2015 Indonesia masih mengimpor kucai sebanyak 17.428 ton senilai $5,4 juta. ” dia berkata.

Bapak Prihasto mengatakan Direktorat Hortikultura telah berupaya keras untuk menjaga produksi dan panen produk cabai dan kucai strategis nasional di tengah ancaman dan tantangan El Nino. “Beberapa strategi tersebut antara lain mengembangkan lahan bawang ungu seluas 1.300 ha dan cabai rawit seluas 1.300 ha,” ujarnya. 

Prihasto menjelaskan: “Memfasilitasi pembibitan untuk memproduksi kucai/TSS dan pembibitan cabai hingga 80 juta bibit di 33 provinsi, mengembangkan 178 unit UMKM hortikultura dan membangun 256 klinik OPT. Hingga saat ini, Kabupaten Brebes tak tergoyahkan sebagai sentra produksi bawang merah terbesar nasional.

Pada tahun 2022, BPS mencatat produksi kucai Brebes mencapai 383.680 ton dengan luas panen 32.509 hektar atau menyumbang sekitar 20% dari total produksi nasional. 

Meskipun saat ini telah berkembang sentra-sentra baru di berbagai wilayah Indonesia. Seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua. Tapi Brebes tetap panen yang terbesar dan terluas.  

You May Also Like

More From Author