Banyak hal yang bisa terjadi di lingkungan sekolah. Guru dan siswa adalah orang-orang yang berpengalaman. Informasi memilukan sekali lagi tersebar di jejaring sosial, mengejutkan publik. Kali ini, seorang guru olahraga dari SMAN 7 Rejang Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu mengalami cedera mata yang serius setelah ditampar orang tua salah satu siswa merokok pada Selasa pagi Agustus 2023. .
Korban bernama Zaharman (58 tahun) bermula saat ia mencaci maki dan mengusir muridnya berinisial PDM (16) yang merokok sepulang sekolah pada jam sekolah. Setelah dihukum, PDM pulang ke rumah menelepon orang tuanya. Setelah menerima pengaduan sang anak, orang tua PDM berinisial Ar (45 tahun) langsung mendatangi sekolah tersebut.
Ar memasuki sekolah dan memberi tahu satpam bahwa putranya dipukuli oleh Zaharman. Penjaga keamanan menangkap penyerang tetapi tidak dapat menghentikannya masuk, dan Ar akhirnya masuk ke sekolah dan bertemu dengan korban.
Saat itu Ar menodongkan pistol ke mata korban hingga berdarah, Ar langsung lari keluar sekolah. Kondisi Zaharman juga harus dioperasi dan mata kanannya harus diamputasi karena kondisinya sudah rusak. Hanya karena menegur siswa merokok di kelasnya. Sementara mata kirinya juga bermasalah akibat katarak, hingga saat ini Zaharman tidak bisa melihat dengan jelas.
Dengan mmelihat akun Instagram @hak.indo kita dapat melihat Zuharman masih di rumah sakit dan kita juga dapat melihat matanya rusak. Keterangan video berbunyi:
“Siswa merokok, guru dipukul membabi buta oleh orang tua siswa”
Berkat itu, videonya menjadi viral di media sosial dan mendapat banyak komentar dari warganet.
@hel**** menulis: “Lihat matamu, jangan bilang keluarga rukun karena kamu bukan keluarga”. “Tolong jangan berdamai, pelaku siswa merokok bukan keluarga, jadi jangan mau diminta berdamai dengan keluarga,” kata yang lain.
“Penyerang telah dibebaskan dari penjara, anak-anaknya telah masuk daftar hitam di semua sekolah. Anda hanya perlu menyebutkan nama pelaku dan anaknya untuk mendapatkan sidik jari digital dan perusahaan dapat melacak perilakunya,” kata pengguna lain.
“Pergi ke pengadilan itu memalukan, menuntut kompensasi itu mahal untuk mata Anda. Jangan hanya minta maaf pak, ingat Anda perlu mengubah pandangan ke siswa merokok,” komentar pengguna lain.
+ There are no comments
Add yours