Jenazah MNZ (19 tahun), mahasiswa Sastra Rusia Universitas Indonesia (UI), korban dugaan pembunuhan oleh seniornya, dimakamkan di TPU Desa Jogoyudan, Lumajang. Ayah korban menuntut agar tersangka pelaku AAB dihukum seberat-beratnya dengan hukuman mati.
Keluarga MNZ telah membawa korban ke tempat peristirahatan terakhirnya. Saat pemakaman, keluarga tak kuasa menahan air mata. Ayah dan ibu korban tak henti-hentinya menangis saat jenazah korban dibaringkan di kuburan.
Ayah korban bernama Shohibi Arif, berharap agar pembunuh yang sudah ditangkap polisi itu dihukum mati. Ia meminta agar hukuman maksimal diterapkan kepada putra sulungnya. Pasalnya, pelaku secara brutal membunuh anak kesayangannya.
“Saya berharap para pembunuh dihukum mati karena anak saya sudah tidak hidup lagi. Pelaku juga tidak ada nyawanya, itu hanya keadilan,” kata ayah korban, Shohibi Arif, dikutip Detik News, Sabtu (8/5).
Mahasiswa MNZ UI yang diduga dibunuh seniornya adalah anak dari Shohibi Arif dan Elvira Rustina. Pemuda itu saat ini menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Sastra Rusia, Universitas Indonesia.
Almarhum MNZ di mata ayah korban dikenal sebagai anak yang penurut dan penurut. Ketika mereka kembali ke Lumajang, sebagian besar korban berada di rumah. Karena itu, keluarga sangat tidak menyangka Naufal akan dibunuh.
“Di mata keluarga, korban ini adalah anak yang baik dan penurut. Setelah lulus kuliah, dia lebih banyak tinggal di rumah,” ujar paman korban saat ditemui di rumah duka sebelum pemakaman.
Iskandar menuturkan, selama bersekolah di Jakarta, korban tidak pernah mengeluhkan masalah dengan senior di sekolah tersebut. Karena itu, keluarga tidak menyangka korban dibunuh oleh anak sulungnya.
“Kami tidak menyangka korban meninggal. Saat korban sampai di rumah, dia bercerita tidak pernah ada masalah di kampus.”
MNZ diyakini dibunuh oleh seniornya, AAB (23 tahun). Pembunuhan itu terjadi di wisma korban di Jalan Palakali Raya, Kukusan, Beji, Depok, sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (8/2). AAB, orang pertama yang mengantar korban ke motel setelah lulus kuliah, menikam korban beberapa kali dengan pisau yang telah disiapkan di atas sadel sepeda motor. Padahal keduanya berbicara di gerbang.
Menurut keterangan polisi, sebelum melakukan pembunuhan, AAB pura-pura pulang. Saat korban lengah, pelaku langsung mengeluarkan sebilah pisau dan menikam korban.
“Setelah berada di ruang keberangkatan, penyerang dan korban berbicara. Saat penyerang hendak pulang, dia langsung mengeluarkan pisau dari sakunya dan menikam tubuh korban,” kata Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Depok, AKP Nirwan Pohan.
Peristiwa ini menjadi hal paling menyakitkan bagi kedua orang tua MNZ. Tak heran jika ayah korban menginginkan pelaku mendapat hukuman yang sepadan.
+ There are no comments
Add yours