Jenjang karir seseorang memiliki arti tersendiri bagi kehidupannya. Padahal, bagaimana kita di masa sekarang belum tentu mempengaruhi masa depan. Ini karena orang selalu aktif dan menemukan hal-hal baru dalam hidup mereka. Mirip dengan Lala Bohang, penulis Forbidden Feelings, yang menceritakan perjalanan karirnya.
Lala Bohang Mengubah Jalur Karir:
Arsitek Lala sendiri merupakan arsitek yang mumpuni. Namun, pada semester ketiga studinya, ia mulai menyadari bahwa perempuan tidak bisa bekerja di dunia arsitektur. Menurutnya, bekerja berbeda dengan dunia akademik yang memiliki deadline. Sementara pekerjaan, terutama arsitek, juga sangat erat kaitannya dengan manusia.
Mulai dari menyeimbangkan kesadaran akan konsep konstruksi hingga mengawasi proses pembangunan agar selaras dengan desain yang diajukan. Meski tahu, Lala masih ragu untuk beralih ke jurusan lain. Alasannya, ia merasa tidak mampu jika harus memulai dari awal.
Selain itu, proses belajar seorang arsitek tidaklah mudah. Begadang sampai kecelakaan kecil adalah santapannya sehari-hari saat kuliah. Meski begitu, Lala Bohang mengaku kehidupan kampus menawarkan banyak pengalaman.
Dengan demikian, ia melihat profesionalitas para narasumber yang sering berbagi pengalaman selama pelaksanaan proyek. Wanita kelahiran 9 Maret 1985 ini juga mengaku merindukan satu kata yang biasa digunakan sang dosen untuk membentuk pemikirannya, yaitu “Semua bisa didesain”. Ini berarti apa pun dapat dibangun terlepas dari platform kami. Sejak itu, Lala mencoba menulis novel di sela-sela pelajaran.
Sayangnya, ditolak oleh sepuluh penerbit. Tetapi dia tidak menyerah dan mencoba sekolah radio dan kemudian menjadi produser, yang juga merupakan awal dari karirnya.
“Meski sebagai produsen ya pendapatannya kecil, tapi gaya hidup di Bandung kecil,” kata Lala Bohang. Sayangnya, ia justru mendapat omelan dari ibunya karena menganggap kuliahnya akan sia-sia.
+ There are no comments
Add yours